Lagi lagi buat saya ini pengalaman yang memperkaya batin saya. Mungkin di mata orang lain saya agak berlebihan tapi sungguh saya terharu.
Sejak akhir maret tahun ini saya diminta teman untuk menggantikannya mengajar Bahasa Indonesia. karena ini sifatnya voluntir jadi harga bayarannya pun tak semahal bila kita mengajar di sekolah bahasa atau di tempat kursus bahasa asing. Saya sih tidak begitu peduli. Alasan utama saya menerima tawaran teman saya adalah dengan mengajar bahasa Indonesia kepada orang Jepang artinya disaat bersamaan saya harus terus menguprade kemampuan Bahasa Jepang saya, dan lebih tepatnya saya belajar mengajar.
Karena sifatnya voluntir pula maka hubungan saya dan murid tanpa perantara lembaga khusus. Pembayarannya pun dilakukan dengan berbagai cara. Saya bebaskan kepada murid-murid dan mengikuti aturan lama dari teman saya.
Belajar mengajar dilakukan hanya seminggu sekali maka ada yang membayar saya full diawal bulan dan ada pula yang membayar saya tiap kali les selesai.
Belajar mengajar dilakukan hanya seminggu sekali maka ada yang membayar saya full diawal bulan dan ada pula yang membayar saya tiap kali les selesai.
Minggu lalu, salah satu murid saya lupa menyerahkan pembayaran les kepada saya. Ditengah jalan saya sempat ingat tapi sudah lah minggu depan pun kami akan bertemu, Jadi saya pun tak ambil pusing.
Dua hari berselang, ada sepucuk surat di kotak pos saya. Di jaman serba internet begini sudah lama rasanya tak menerima surat tulisan tangan. Saya buka tanpa melihat pengirimnya ...hehe saking penasarannya. ^^
Ternyata,,, surat dari murid saya... dia selipkan uang les yang lupa dia serahkan dua hari yang lalu. Bukan uangnya yang membuat saya terharu... dalam suratnya yang singkat berisi permintaan maaf karena ia lupa menyerahkan uang bayaran les. Padahal menurut saya minggu depan pun bisa, tak perlu sampai menulis surat dan mengirimkannya (biaya lgi kan...) Murid saya juga juga meminta maaf karena usianya yg lanjut menyebabkan ia menjadi murid yang tak begitu pintar dan meminta kesabaran saya membimbingnya. Dan dibagian akhir tak lupa ia mengingatkan saya agar tetap menjaga kesehatan di musim hujan yang akan terus berlanjut beberapa saat kedepan.
Betapa saya merasa sangat dihargai....
Ada cerita lain tentang bayaran les...
Sebulan lalu pun saya menerima uang bayaran les dari salah satu murid yang tidak bisa mengikuti les selama sebulan. Ia serahkan uangnya dan meminta maaf karena kesibukannya maka bulan ini dia tidak bisa mengikuti les seperti biasanya. Tentu saja saya tolak, karena jelas dia tida perlu membayar karena tidak les. Namun murid saya tetap bersisihkeras, katanya "ketidkahadiran saya mengurangi pendapatan sensei, izinkan saya membayarnya....". Uang tersebut kini ada ditangan saya dan tentu saja saya masih berifkir untuk mengembalikannya dengan cara lain. Satu yang terfikirkan adalah saya ingin membuat acara BBQ dengan dihadiri teman-teman orang Indonesia agar semua murid saya bisa praktek berbicara walaupun dengan ilmu mereka yang masih terbatas....
*ah makin cinta murid- murid saya...^^
Dua hari berselang, ada sepucuk surat di kotak pos saya. Di jaman serba internet begini sudah lama rasanya tak menerima surat tulisan tangan. Saya buka tanpa melihat pengirimnya ...hehe saking penasarannya. ^^
Ternyata,,, surat dari murid saya... dia selipkan uang les yang lupa dia serahkan dua hari yang lalu. Bukan uangnya yang membuat saya terharu... dalam suratnya yang singkat berisi permintaan maaf karena ia lupa menyerahkan uang bayaran les. Padahal menurut saya minggu depan pun bisa, tak perlu sampai menulis surat dan mengirimkannya (biaya lgi kan...) Murid saya juga juga meminta maaf karena usianya yg lanjut menyebabkan ia menjadi murid yang tak begitu pintar dan meminta kesabaran saya membimbingnya. Dan dibagian akhir tak lupa ia mengingatkan saya agar tetap menjaga kesehatan di musim hujan yang akan terus berlanjut beberapa saat kedepan.
Betapa saya merasa sangat dihargai....
Ada cerita lain tentang bayaran les...
Sebulan lalu pun saya menerima uang bayaran les dari salah satu murid yang tidak bisa mengikuti les selama sebulan. Ia serahkan uangnya dan meminta maaf karena kesibukannya maka bulan ini dia tidak bisa mengikuti les seperti biasanya. Tentu saja saya tolak, karena jelas dia tida perlu membayar karena tidak les. Namun murid saya tetap bersisihkeras, katanya "ketidkahadiran saya mengurangi pendapatan sensei, izinkan saya membayarnya....". Uang tersebut kini ada ditangan saya dan tentu saja saya masih berifkir untuk mengembalikannya dengan cara lain. Satu yang terfikirkan adalah saya ingin membuat acara BBQ dengan dihadiri teman-teman orang Indonesia agar semua murid saya bisa praktek berbicara walaupun dengan ilmu mereka yang masih terbatas....
*ah makin cinta murid- murid saya...^^
terharu bacanya mba :)
BalasHapusiya mba... mudah2an kita jadi lebih bisa ngehargai orang ... ^^
Hapussmangat terus ya Ichi!! salut! :)
BalasHapusmakasih mba heppy ^^ semangat jugaaa buat mba heppy ^^
Hapusmakasih sudha baca ^^
wwwwiihhhh , saya merinding membacanya, seneng , terharu so many things, thanks buat sharingnya ya mbaaa
BalasHapusmakasih mba...^^ begitu pula saya ..makanya saya bagikan ke semua... mudah2an bisa jadi pengingat kita untuk selalu berterimakasih kepada guru guru kita ^^
Hapussubhanallah...terharu sy mba bacanya :) betapa besar penghargaan mereka kpd seorang guru, pastinya makin semangat ya mba :)
BalasHapusiya mba Subhanallah... walau usianya saya setengah dari usia mereka... tetep mereka menghormati saya layaknya guru ...
HapusSenang sekali saya bisa baca cerita ini, Mba Ichi pasti jadi lebih bersemangat lagi dalam mengajar.
BalasHapusalhamdulillah mbak... semoga bisa menjadi pengingat untuk kita selalu berterimakasih kepada guru2 kita ya ... ^^
HapusHiks... Terharu... Terenyuh.. Tersentuh... T.T
BalasHapussemoga kita juga bisa jadi murid yg baik ya mbaa Riaa...^^
Hapus