Sekitar seminggu lalu saya menemani teman yang akan presentasi tentang budaya Indonesia di sebuah club di SD Yui. Acara dibagi dua kali. Minggu pertama kami mengajar cara membuat kelepon. Yui merupakan daerah bagian distrik Kota Shimizu. Yui merupakan daerah pelabuhan. jadi sejak turun dari stasiun kereta tak lama berjalan sudah tampak pelabuhan dan harum laut ^^. Jalan-jalan di daerah Yui pun berlereng-lereng, menanjak di sana sini. Tapi sayangnya tak ada pantai yang bisa di singgahi, artinya memang Yui letaknya langsung menghadap ke laut. Oleh karena itu Yui termasuk daerah rawan akan tsunami bila terjadi gempa besar. Namun saya percaya pemerintah setempat sudah memberikan training kepada masyarakat termasuk menyiapan titik-titik pengungsian.
 |
foto salah satu sisi pelabuhan di dekat stasuin Yui |
Dari kota tempat saya tinggal menuju ke Yui, kami menggunakan kereta biasa dengan lama tempuh sekitar 25 menitan. Sampai di stasiun kami sudah disambut Murakami sensei, ibu guru yang menjadi penangung jawab club yang akan kami kunjungi di SD Yui. Tak sampai 10 menit kami sampai di SD Yui, ini tak lepas dari kepiawaian Murakami sensei menyetir mobilnya. Tampak sudah hafal sekali dengan jalan berlereng di daerah ini.
Sampai di SD kami dipersilahkan masuk terlebih dahulu di genkan (pintu depan) sekolah. Disambut Kepala Sekolah kami memperkenal diri secara singkat. Setelah Murakami sensei selesai memarkirkan mobil merahnya kami langsung di boyong ke ruang keterampilan untuk menyetting acara memasak.
 |
sisi depan SD Yui
|
 |
sisi lain halaman depan SD Yui |
Sepengalaman saya mengajar atau lebih tepatnya bercerita tentang Indonesia di sekolah-sekolah (masih taraf SD sih ... baru sekali ke smp ^^) baru kali ini saya masuk ke ruangan keterampilan. Biasanya cuma lihat di tv atau komik....
Ternyata ruangan ini seru juga. Ruangan luas ini di isi oleh beberapa meja utama. berwarna putih dan pendek ya yang memakainya anak SD kan yah hehe.... Meja ini begitu menarik perhatian saya. Meja lebar dengan 3 lembar kayu utama dilengkapi banyak laci. Penasaran sekali kenapa bentuknya demikian. Disisi kiri kanan dipasang stop kontak karena meja ini dipakai juga untuk menjahit. Semua mesin jait menggunakan listrik.
jreng....ternyata setelah bagian kiri dan kanan meja dibalik, meja berubah menjadi meja memasak. Dilengkapi dengan kompor gas dua tungku dan diarah berlawanan ada keran serta bak cuci. ckckckc iri.... mengingat waktu saya SD dulu ga ada yang seperti ini ... hiks...
Ada satu ruangan kecil disamping papan tulis. Isinya pun tak kalah menakjubkan. Semua peralatan masak, pisau, panci, sendok ,mangkok, timbangan dll lengkap disana. Saya tambah iri.. hehehe
Kami menyiapkan segala sesuatunya. Menimbang bahan lalu membaginya untuk tiga kelompok, menuliskan resepnya di papan tulis. Dan terakhir menunggu mereka datang.
Murid SD yang akan diajari tergabung dalam club gaikoku boken kurabu atau bisa diartikan club peminat budaya negara asing. Ada 9 orang anak laki laki, masing masing 3 orang dari kelas 4, 5 dan 6.
Setelah mereka datang, teman saya menjelaskan cara membuat kelepon di meja guru dikelilingi ke sembilan anak dan Ibu Murakami dan saya sebagai asisten. Barulah mereka praktek di meja masing- masing. Dasar anak laki-laki acaranya jadi seru benar. Misalnya saja bentuk kentuk kelepon yang harusnya bulat mereka kreasikan dengan berbagai bentuk.
 |
serunya!! |
 |
dan hasilnya ....
ditata ala mereka... katanya membentuk wajah orang....
eittss dasar anak anak... ada beberapa bulatan kelepon yang mereka sengaja tidak isi dengan gula merah... biar seru katanya .... *emang seru sih ..jadi setiap orang memegang satu kelepon saat memakannya harus bersamaan.. yang tidak ada gulanya harus mengaku...dan dapat ketawaan dari yang lain ^^
|
gaya mereka setelah selesai membuat kelepon ^^
ini grup kelas 4...maklum paling junior jadi rada rada manut sama senior... lalucu..tp kerjanya paling beres ^^ like them all ^^
yg ini kita berfoto dengan anak kelas 5 yg punya hasil kelepon berbentuk wajah di atas...
Minggu berikutnya barulah tugas teman saya menjelaskan tentang Indonesia. Materi yang dibawakan tidak begitu rumit. Maklumlah anak SD, saya hanya membantu dibagian menjelaskan cara suit (gajah,semut dan manusia) kepada mereka.
berikut foto-foto yang sempat saya ambil saat di sana...
sepanjang koridor bersih, masuk tidak memakai sepatu tetapi memakia sliper khusus jadi lantai harus bersih terus, tidak ada kotor atau basah.
Dinding luar kelas ditempeli karya-karya mereka. Lalucu... gaya anak SD deh pokoknya ^^
LIhat pula topi mereka tergantung rapih sekali ya
dinding kelas lain dihiasi hasil karya mereka... berupa kirigami
ini salah satu box disudut kelas 1-2
setelah makan siang (makan siang mereka disediakan sekolah) maka mereka harus membereskan sendiri tempat makan mereka....termasuk mencuci bersih tetrapack bekas minuman mereka, dikeringkan dan nantinya didaur ulang.
Dari kecil sudah diajarkan kebersihan dan pentingnya daur ulang....
lap pel tergantung rapih disalah satu sudut kelas...
masing-masing anak punya lap pel..dinamai satu-satu, dipakai untuk mengepel ruangan kelas dan koridor kelas .
 |
foto guru dan karikatur pemilik kelas..seru juga ya ^^ |
 |
lapangan diluar kelas....
lebih luas dari halaman depan sekolah |
 |
diluar kelas mereka menanam bunga sesuai musim, masing masing anak punya potnya sendiri-sendiri. Kali ini mereka menanam Asa gao. ini ditanam oleh anak kelas 1 loh... ^^
|
 |
catatan pertumbuhan bunga yang mereka tanam |
 |
asagao ungu |
 |
asa gaou pink
|
 |
terakhir yang berkesan dari rangkaian kegiatan ini... adalah liputan dari koran kota tentang praktek membuat kelepon... ternyata dengan modal kelepon kita bisa go internasional juga ya ^^ heheh
|